Selasa, 20 Januari 2015

Bioteknologi Modern - Artikel Pengujian DNA



By : Zhalsabella kh bahri / xii ankes no. 24

Bioteknologi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan tuntutan di bidang forensik, dalam idang forensik Profiling DNA digunakan dalam analisis forensik untuk mengidentifikasi sampel DNA di TKP atau untuk menentukan keturunan.

Pengujian DNA (DNA testing), juga dikenal sebagai profiling DNA (DNA profiling), penyidikan genetik/DNA, atau penyidikjarian genetik/DNA (genetic/DNA fingerprinting) dan semacamnya. Memang profilling DNA ini memiliki banyak sebutan dan penamaan tetapi secara harfiah tetap sama, Pengujian DNA yaitu suatu pengujian forensik menggunakan teknik biologi molekuler untuk mendapatkan profil DNA dari sejumlah materi uji yang merupakan bahan biologis. Profil DNA ini biasa disebut sebagai sidik jari DNA (DNA fingerprint), Profil DNA berupa himpunan data yang menggambarkan susunan DNA yang khas dari sampelnya. Kasus yang paling umum dari pengujian DNA biasanya penentuan orang tua dari seorang bayi atau penyelidikan pemerkosaan/pembunuhan.

Metode pengujian DNA ini pertama kali dilaporkan pada publikasi 1986 oleh Sir Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, Inggris; konon penemuannya terjadi secara kebetulan. Teknik ini dikomersialkan pada tahun 1987 ketika perusahaan teknik kimia ICI membuka pusat pengujian DNA di Inggris. Metode ini sekarang menjadi prosedur forensik rutin di banyak negara.

Prinsip dasar pengujian DNA adalah pencocokan data (genetik) sebelum dan sesudah kejadian yang diselidiki. Dalam pengujian DNA, hanya sebagian kecil berkas DNA yang dipakai untuk pengujian. Sasaran utama adalah bagian DNA yang berisi pengulangan urutan basa, suatu bagian DNA yang dikenal sebagai pengulangan berurutan yang bervariasi (variable number tandem repeats, VNTR). VNTR dapat berupa minisatelit maupun mikrosatelit DNA adalah molekul yang stabil dan tidak mudah terurai oleh gangguan fisik atau kimia. Selain itu, DNA yang dimiliki oleh suatu individu selalu sama profilnya, tidak peduli dari bagian tubuh mana sampel diambil, asalkan terdapat sel tubuh terikat pada sampel tersebut. Ini memberikan keunggulan uji DNA daripada sidik jari ataupun sidik gigi dalam kasus yang melibatkan bagian-bagian tubuh yang terpencar.

Tergantung dari kasusnya, sampel dapat dikumpulkan dari tanda jejak kematian/ kejadian tempat kejadian perkara (TKP), dari tubuh korban atau tersangka maupun barang pribadi mereka lebih spesifik pada sikat gigi dan sisir rambut, bisa juga dari kerabat, maupun saudara kandung atau tiri, atau bisa juga dari bank sampel seperti bank sperma atau bank jaringan yang menyimpan jaringan berisi profil DNA pihak-pihak yang tersangka terlibat dalam kasus tersebut. Sampel hewan juga diperoleh dengan cara mirip manusia, sedangkan sampel tumbuhan diambil dari sisa tumbuhan yang menjadi barang bukti. Teknik pengujian DNA pada hewan dan tumbuhan juga dapat menentukan suatu galur/kultivar (masuknya materi genetik tertentu)

Untuk melakukan profiling DNA harus dilakukan ekstraksi DNA dari sampel materi uji. Sumber yang paling umum adalah ekstrak atau sisa dari tubuh manusia, seperti :
·         darah
·         sperma
·         kulit
·         sisa jaringan epitel dari ludah atau dinding mulut
·         pangkal rambut yang membawa sel kulit, dan sebagainya.

Profil-profil DNA dari berbagai sampel akan dicocokkan sesuai dengan alur pembuktian yang akan dibangun dan metode profiling (penanda genetik) yang digunakan. Pada kasus yang melibatkan jasad yang mati, sampel-sampel yang diambil dari barang pribadi atau kerabat korban serta terduga pelaku (sebagai barang bukti "sebelum kematian") akan dicocokkan dengan sampel-sampel yang diambil dari TKP, bagian jasad korban, atau tubuh terduga pelaku (sebagai barang bukti "setelah kematian"). Dengan membandingkan kode garis-garis DNA itu dengan DNA anggota keluarga terdekatnya, jatidiri korban ledakan bom atau jatuhnya pesawat terbang yang hancur masih dapat dilacak. Dengan cara membandingkan sampel korban  dengan sekuens kode genetika keluarga terdekatnya.

Pengujian DNA dapat menjadi bukti positif bagi identitas seseorang dan tidak butuh sampel banyak. Sedang pada pengujian genotip, seperti golongan darah dan antigen lekosit, diperlukan sampel dalam jumlah banyak. Sebaliknya pada pengujian sidik jari DNA hanya dibutuhkan contoh jaringan tubuh yang mengandung DNA dalam jumlah sedikit saja.
Quote Ilmu : "ilmu bisa datang dan pergi sesuka mereka tetapi tergantung si tokoh utama sih"
 
Sekian artikel saya seputar pengujian/profiling DNA ang merupakan salah satu aplikasi dari bioteknologi modern, semoga bermanfaat bagi pembaca.

1 komentar:

  1. Mens titanium wedding rings - iTanium Art
    Mens titanium wedding rings ecm titanium - titanium curling wand The Mens Titanium is a very powerful brass wedding ring that is made from samsung galaxy watch 3 titanium stainless steel. The titanium price per ounce ring features the titanium road bike shape of the

    BalasHapus

berkomentarlah sewajarnya